Ledakan Tambang Batu Bara di Amasra Turki

Ledakan Tambang Batu Bara di Amasra TurkiSebuah bencana terjadi di Turki dengan korban jiwa yang cukup banyak. Bencana ini berupa ledakan di area pertambangan batu bara yang berlokasi di Amasra. Peristiwa mengenaskan ini terjadi pada Jumat 14 Oktober 2022 yang lalu. Bencana ini cukup besar dan ada korban jiwa cukup banyak. Sampai saat ini, setidkanya sudah ada 25 orang yang dinyatakan tewas. Selain itu, puluhan lainnya dinyatakan masih belum ditemukan dan besar kemungkinan pekerja itu masih tertimbun di bawah runtuhan tambang batu bara yang ada.

Saat peristiwa itu terjadi, pekerja memang sedang aktif. Tercatat bahwa ada setidaknya 110 pekerja yang saat ini aktif di wilayah tambang batu bara yang meledak. Kemungkinan pekerja itu sulit untuk melarikan dan menyelamatkan diri karena para pekerja aktif di wilayah dengan kedalaman lebih dari 300 meter. Dengan kedalaman tersebut, tentu menyelamatkan diri keluar akan sulit dilakukan. Bahkan, tim penyelamat pun mengalami kesulitan saat hendak mencari korban yang terkubur reruntuhan tambang batu bara tersebut. Hingga pada hari Sabtu pagi ini, para tim penyelamat baru mampu mengangkat dan mengeluarkan 25 jenazah dari tumpukan batu dengan kedalaman ratusan meter tersebut. Medan yang sangat sulit memang menjadi tantangan utama dalam upaya pembongkaran dan penemuan korban dari ledakan tambang.

Selain 25 korban jiwa tersebut, ada delapan orang yang sudah dilarikan ke rumah sakit. Kedelapan orang tersebut berada dalam kondisi kritis sehingga perlu penanganan segera dari tenaga medis. Ini sesuai dengan pernyataan dari Menteri Kesehatan Turki. Kedelapan korban kritis tersebut berhasil ditarik dari bencana ledakan tambang batu bara tersebut. Dari rekaman yang ada di lokasi kejadian, ditunjukkan bahwa para penambang muncul dengan badan yang sudah menghitam dan dengan mata yang sangat merah karena ledakan yang ada saat keluar dari area tambang itu. Menteri Dalam Negeri Turki pun menyampaikan tanggapannya. Suleyman Soylu menyampaikan bahwa saat ini Turki mengalami situasi yang sangat disesalkan karena bencana ledakan tambang batu bara ini. Soylu menyampakan bahwa beberapa korban berhasil menyelamatkan diri dan sebagiannya lagi harus dibantu oleh tim penyelamat. Sisanya, masih ada 110 orang yang berada di bawah tanah. Soylu pun mengatakan bahwa setidaknya ada sekitar lima puluh pekerja tambang yang terjebak di antara area tambang. Ada area yang terpisah antara kedalaman 300 dan 350 meter di bawah tanah sehingga kemungkinan bisa saja ada korban selamat.

Menteri Energi Turki Fataih Donmez menyampaikan dugaan sementara terkait penyebab dari ledakan tambang batu bara ini. Indikasi awal menyebutkan bahwa ledakan itu dipicu oleh FireAMP. Ini merupakan istilah yang umum di bidang tambang untuk menyebut metana. Gas yang sangat sensitif dan mudah terbakar ini memang bisa ditemukan di area tambang sehingga tidak aneh bila indikasi awal menyebutkan gas metana ini sebagai penyebab terjadinya ledakan. Hingga saat ini, upaya dari tim penyelamat dan dari banyak pihak masih aktif di lokasi tambang. Selain para tim penyelamat, ada kerumunan orang-orang yang merupakan anggota keluarga, teman, hingga wartawan yang meliput kejadian yang ada. Orang-orang berkumpul di area bangunan putih yang merupakan bagian dari bangunan tambang yang rusak karena ledakan tersebut. Tim paramedis pun siap sedia dengan bantuan oksigen untuk bantuan pernafasan bagi para tim penyelamat yang turun langsung di area ledakan dan mencoba mencari korban. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pun menyampaikan bahwa ia sampai membatalkan agendanya dan memutuskan utuk terbang langsung ke lokasi ledakan tambang batu bara. Presiden Erdogan menyampaikan harapannya agar tidak ada korban lagi yang bertambah. Sang Presiden pun berharap agar korban lainnya ditemukan dalam keadaan hidup.

Terkait situasi yang ada, Wali Kota Amasra pun turun meyampaikan tanggapannya. Recai Cakir menyebutkan bahwa korban selamat dari ledakan tambang batu bara itu sebagian besar mengalami luka serius. Ledakan itu sendiri terjadi di sore hari pada hari Jumat. Menjelang matahari terbenam, ledakan terjadi. Karena kondisi yang ada, penyelamatan menjadi sulit karena kondisi yang gelap serta minimnya cahaya sebab itu di malam hari serta sulitnya penerangan pasca ledakan. Selain hasil dari investigasi awal, serikat pekerja pertambangan pun menyebutkan bahwa penyebab utama dari ledakan ini adalah adanya akumulasi gas metana di wilayah tambang batu bara.

Pada Jumat malam pasca ledakan itu, upaya dari tim penyelamat sudah mulai membuahkan hasil. Dengan keterbatasan kondisi yang ada, 70 anggota tim penyelamat bekerja keras dan mampu mencapai titik di kedalaman 250 meter di bawah permukaan tanah. Namun, masih belum ada kejelasan apakah kemungkinan tim penyelamat bisa lebih cepat lagi untuk mencapai titik kedalaman 300 meter atau lebih jauh lagi. Sebenarnya, bencana ini pun bukan bencana satu-satunya di Turki. Pada tahun 2014 lalu, terjadi pula bencana yang terjadi di area tambang batu bara. Dalam ledakan ini, jumlah korbannya pun jauh lebih besar. Pada bencana tersebut, tercatat hingga 301 pekerja yang dinyatakan tewas karena ledakan tambang batu bara di kota sebelah barat dari Soma. Ini sekaligus dicatatkan sebagai bencana tambang batu bara terparah di Turki. Batu bara memang menjadi salah satu komoditas energi dari Turki. Sedangkan, bencana seperti ledakan pada tambang batu bara memang menjadi risiko yang ada. gas metana menjadi salah satu penyebab yang sulit diprediksi karena gas ini berasal dari area di dalam bumi dan kemunculannya terkadang tidak benar-benar bisa diketahui.